Senin, 24 Desember 2007

Langkah Maju Prosesor Triple Core AMD

(Sumber www.Beritanet.com)
Advanced Micro Devices Inc. yang berpusat di Amerika Serikat pada 17 September 2007 yang lalu mengumumkan akan kembali menambahkan sebuah prosesor desktop Triple Core dalam katalog produknya. Prosesor Triple Core ini sendiri direncanakan akan dirilis pada kuartal pertama 2008, setelah Quad Core Phenom pertama yang baru akan dirilis pada bulan Desember mendatang. Triple Core sendiri oleh AMD dimasukkan pada varian Quad Core yang biasa disebut Phenom.

Seperti juga versi Quad Core Phenom, chip versi Triple Core ini menggunakan sebuah chip silikon tunggal sebagai pengganti dari paket multichip yang mengkombinasikan dua chip, seperti yang dibuat Intel pada chip Quad Core-nya. Pada dasarnya perancangan prosesor triple core hampir sama dengan Quad Core, namun di sini AMD ingin menjembatani keinginan konsumen yang ternyata belum banyak yang ingin melangkah jauh dengan Quad Core. Menurut AMD, hal ini ditandai dengan masih lesunya penjualan prosesor Quad Core. Selain itu juga dukungan vendor software terhadap aplikasi yang dapat menggunakan kemampuan Quad Core secara optimal juga masih kurang. Hal ini yang kemudian membuat AMD berencana meluncurkan prosesor Triple Core ini.

AMD berharap melalui penjualan prosesor terbarunya, Quad Core Opteron dan Phenom yang akan dirilis, akan dapat memantapkan langkahnya dalam persaingan pasar penjualan prosesor.

Menurut pihak AMD, prosesor versi Triple Core Phenom ini diharapkan akan menjangkau konsumen secara lebih luas dibandingkan dengan prosesor versi Quad Core nantinya. Lebih lanjut Advanced Micro Devices Inc. tidak mengungkapkan berapa clock speed yang diharapkan dari versi chip Triple Core ini ataupun berapa besar biaya yang dihabiskan hingga prosesor ini siap diluncurkan.

Mengetahui Kecepatan Prosesor dengan Instruksi RDTSC

(Sumber www.sony-ak.com)
RDTSC (read time-stamp counter) merupakan suatu instruksi yang digunakan untuk mengakses (mendapatkan) nilai dari time-stamp counter suatu prosesor (mulai prosesor Pentium). Time-stamp counter merupakan suatu counter yang secara terus menerus melakukan perhitungan (pertambahan) pada setiap clock cycle yang terjadi pada prosesor. Time-stamp counter pada prosesor Intel terdiri dari 64-bit MSR (model specific register) yang akan bertambah terus setiap siklus (clock cycle). Ketika komputer direset, time-stamp counter diset kembali ke nol. Melalui time-stamp counter inilah kita bisa mendapatkan kecepatan prosesor.

Instruksi RDTSC (read time-stamp counter) terdiri dari dua byte intruksi (opcode) – 0Fh 31h –. Setelah dipanggil, instruksi ini akan “mengirimkan” nilai (time-stamp counter) ke register EDX:EAX. Umumnya yang akan dipakai adalah nilai low-nya saja (register EAX), kecuali kalau komputer yang bersangkutan sudah nyala selama berhari-hari.

Yang perlu dicatat adalah bahwa satuan time-stamp counter adalah “cycle”, bukan “waktu”. Sebagai contoh, lima ratus juta cycle pada prosesor yang memiliki kecepatan 500MHz sama dengan satu detik satuan waktu, dan jika pada prosesor yang 1000MHz (1GHz) akan sama dengan setengah detik. Sehingga, membandingkan jumlah cycle hanya masuk akal untuk prosesor dengan kecepatan yang sama. Kalaupun ingin membandingkan prosesor dengan kecepatan yang berbeda-beda, jumlah cycle harus dikonversi dulu ke dalam satuan waktu dengan rumus:

detik = cycle / 106

Sehingga, cycle bisa disamakan dengan frekuensi atau kecepatan prosesor.

Dari penjelasan di atas, kita dapat membuat suatu algoritma yang akan mendeteksi kecepatan prosesor yang terpasang. Algoritmanya adalah sebagai berikut:
Ambil time-stamp counter dan simpan di variabel A.
Biarkan komputer berhenti 1 detik (1000 milidetik), dengan tujuan agar isi counter bertambah.
Kemudian, ambil time-stamp counter lagi, tetapi sekarang simpan di variabel B.
Cari selisih antara variabel A dan B untuk kemudian dibagi dengan 106. Hasilnya adalah kecepatan prosesor.

Untuk lebih lengkapnya, berikut potongan sourcecode-nya:

...
asm
dw 310Fh //RDTSC
mov TimerA, eax //yg diambil nilai low-nya, kecuali komputernya
//nyala terus berhari-hari
end;
Sleep(1000); //delay 1 detik
asm
dw 310Fh //RDTSC kedua
mov TimerB, eax
end;
CPUSpeed := (TimerB-TimerA)/1000000;
...
Sebagai contoh buatlah sebuah form yang terdiri dari 2 komponen Label dan sebuah komponen Edit. Untuk Edit beri nama dengan edSpeed. Sedangkan untuk Label, cukup isi saja Caption-nya seperti gambar 1. Kemudian pada event OnShow form Anda, tulis listing di bawah ini:
procedure TForm1.FormShow(Sender: TObject);

//fungsi untuk mendeteksi kecepatan prosesor
function GetCPUSpeed: real;
var
TimerA, TimerB : DWORD;
begin
asm
dw 310Fh //RDTSC
mov TimerA, eax //yg diambil nilai low-nya, kecuali komputernya
//nyala terus berhari-hari
end;
//tunda dulu selama 1 detik u/ mengupdate time-stamp counter
Sleep(1000);
asm
dw 310Fh //RDTSC
mov TimerB, eax
end;

Result := (TimerB-TimerA)/1000000;
end;

begin
edSpeed.Text := Format('%-4.0f MHz', [GetCPUSpeed]);
end;

AMD Rilis Prosesor Hemat Energi


(blog.dutacom.net)

Micro Devices (AMD) meluncurkan prosesor baru yang menggunakan daya lebih rendah, Senin (4/12). Prosesor yang dibangun dengan teknologi manufaktur terbaru ini bakal memperketat persaingannya dengan Intel.

Chip AMD pertama yang dibuat dengan teknologi proses 65 nanometer ini membutuhkan energi 30 persen lebih kecil dibandingkan chip 90 nanometer pada kecepatan sama. Kali ini, AMD untuk pertama kalinya mengadopsi teknologi silikon germanium, seperti yang dipakai chip IBM, untuk meningkatkan kemampuan chip terbarunya.

Prosesor ini menggunakan desain yang sama dengan chip AMD Athlon 64 FX hanya ukuran transistornya diperkecil. Untuk sementara chip terbaru hanya untuk komputer desktop dengan harga per unitnya berkisar 169 dollar AS hingga 301 dollar AS tergantung kecepatannya. Dalam waktu dekat, AMD segera merilis prosesor yang lebih hemat energi untuk laptop dan server, termasuk prosesor yang hemat energi sekaligus berkinerja tinggi.

“Perpindahan ke 65 nanometer datang di saat yang tepat. Kami menerima permintaan yang sangat tinggi dalam setahun terakhir dan tumbuh dari pangsa pasar yang sangat kecil hingga lebih dari 20 persen. Peralihan ke 65 nanometer akan memenuhi permintaan tersebut,” ujar Nick Kepler, wakil presiden pengembangan teknologi logika AMD.

Kepler juga mengungkapkan bahwa AMD akan beralih ke teknologi proses 45 nanometer pada pertengahan tahun 2008 dan 32 nanometer dua tahun sesudahnya. Pengembangan teknologi manufaktur chip AMD dilakukan bekerja sama dengan IBM.

Pesaing utamanya, Intel Corp., telah lebih dulu merilis chip 65 nanometer sejak Oktober 2005. Bahkan, Intel juga telah merilis chip dengan arsitektur baru sehingga tidak hanya hemat energi, tapi juga kinerja meningkat. Intel juga berencana mulai memproduksi chip dengan teknologi proses 45 nanometer pada pertengahan 2007.

Prosesor Programmable 80-Inti Pertama yang Menghasilkan Kinerja Teraflops

(Sumber www.Intel.com/prossesroom)
Peneliti-peneliti Intel Corporation telah mengembangkan prosesor programmable pertama di dunia yang menghasilkan kinerja setara komputer super dari sebuah chip 80-inti tunggal dengan ukuran tidak lebih besar dari sebuah kuku jari dan menggunakan daya kurang dari yang digunakan perangkat-perangkat rumah masa kini. Ini adalah hasil dari riset “komputasi berskala Tera” yang inovatif dari Intel yang ditujukan untuk menghasilkan kinerja Teraflops – atau trilyun kalkulasi per detik – untuk PC-PC dan server-server masa depan. Detil teknis dari chip riset Teraflops ini akan dipresentasikan di Integrated Solid State Circuits Conference (ISSCC) tahunan minggu ini di San Francisco, Amerika Serikat.
Kinerja berskala Tera, dan kemampuan untuk memindahkan data dalam hitungan Terabyte, akan memainkan peranan penting dalam komputer-komputer masa depan dengan akses ke Internet dengan menjalankan aplikasi-aplikasi baru untuk pendidikan dan kolaborasi, dan juga mengaktifkan tumbuhnya hiburan berdefinisi tinggi di PC, server, dan perangkat-perangkat genggam. Sebagai contoh, kecerdasan buatan, komunikasi video instant, game-game dengan tampilan photo-realistic, pengumpulan data multimedia dan pengenalan speech real-time – tadinya dianggap sebagai fiksi ilmiah di film “Star Trek” – bisa menjadi kenyataan sehari-hari.

Intel tidak memiliki rencana untuk meluncurkan chip yang dilengkapi dengan inti-inti floating point ini ke pasar. Namun, riset berskala Tera dari Intel memainkan peranan penting dalam mencari inovasi-inovasi baru dalam fungsi-fungsi prosesor atau inti individual atau khusus, tipe dari interkoneksi chip-ke-chip dan chip-ke-komputer yang dibutuhkan untuk memindahkan data dengan cara terbaik, dan, yang paling penting, bagaimana software perlu dirancang untuk dengan cara terbaik memanfaatkan inti-inti prosesor yang lebih dari satu. Chip riset Teraflops ini menawarkan pandangan-pandangan spesifik dalam metodologi-metodologi rancangan silikom baru, interkoneksi-interkoneksi dengan bandwidth tinggi dan pendekatan-pendekatan manajemen daya.

“Peneliti-peneliti kami telah mencapai sebuah titik penting dan bagus dalam hal mampu untuk mendorong maju kinerja banyak-inti dan komputasi parallel,” kata Justin Rattner, Intel Senior Fellow dan chief technology officer. “Ini menunjukkan arah ke masa depan di mana rancangan-rancangan Teraflops akan menjadi hal yang umum dan mengubah apa yang bisa kita harapkan dari komputer-komputer kita dan Internet di rumah dan di kantor.”

Kinerja Teraflops pertama dicapai di tahun 1996, di ASCI Red Supercomputer yang dibangun Intel untuk Sandia National Laboratory. Komputer ini memakan ruang lebih dari 2.000 kaki persegi, ditenagai oleh lebih dari 10.000 prosesor Pentium® Pro, dan menggunakan daya lebih dari 500 kilowatt. Chip riset Intel menghasilkan kinerja yang sama di sebuah chip banyak-inti.

Yang juga mengagumkan adalah chip riset 80-inti ini mencapai kinerja teraflops dengan konsumsi daya hanya 62 watt – kurang dari yang digunakan prosesor-prosesor inti-tunggal saat ini.

Chip ini memiliki sebuah rancangan “kotak” yang inovatif di mana inti-inti yang lebih kecil digandakan sebagai “kotak”, memudahkan untuk merancang sebuah chip dengan banyak inti. Dengan penemuan material-material baru dan kokoh untuk membangun transistor-transistor masa depan dan terus berlanjutnya Hukum Moore, hal ini membuka jalan untuk membuat prosesor-prosesor banyak inti dengan milyaran transistor secara lebih efektif di masa depan.

Chip Teraflops ini juga memiliki arsitektur “jaringan-di-sebuah-chip” yang mirip dengan mesh yang memungkinkan komunikasi bandwidth super tinggi di antara inti-inti dan mampu memindahkan data dengan jumlah lebih dari satu Terabit per detik di dalam chip tersebut. Riset ini juga menyelidiki metode-metode untuk menyalakan dan mematikan inti-inti secara independent, jadi hanya inti-inti yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah tugas yang digunakan, sehingga menyediakan lebih banyak efisiensi daya.

Riset berskala Tera lebih lanjut akan berfokus pada penambahan memori 3-D yang ditumpuk ke chip dan juga pengembangan prototipe-prototipe riset yang canggih dengan banyak inti-inti yang didasarkan pada arsitektur Intel®. Saat ini, Intel® Tera-scale Computing Research Program memiliki lebih dari 100 proyek yang mencoba tantangan-tantangan rancangan arsitektur, software dan sistem.

Intel mempresentasikan delapan hasil kerja lainnya di ISSCC, termasuk sebuah proyek yang termasuk dalam arsitektur mikro Intel® CoreTM dan kegunaannya dalam prosesor-prosesor dua dan empat inti, yang digunakan di PC-PC laptop dan desktop dan server-server, menggunakan teknologi-teknologi proses 65nm dan 45nm yang revolusioner. Hasil-hasil kerja lainnya berisi topic-topik seperti chip penerima yang membaca Radio Frequency Identification (RFID), sebuah cache berdaya rendah untuk aplikasi-aplikasi mobile dan pemercepat Viterbi yang bisa dikonfigurasi ulang sebagai tambahan ke circuit-circuit novel untuk menekan getaran persediaan on-die, pengukuran noise-phase on-chip dan teknik-teknik yang bisa diadaptasikan untuk variasi-variasi dan penuaan.

Intel Alihkan Teknologi Prosesor

(Sumber www.Antara.co.id)
Intel Indonesia Corporation akan mengalihkan teknologi prosesor dari 65 nanometer (nm) ke teknologi 45 nm yang memiliki performa lebih tinggi dengan energi yang lebih hemat.

"Prosesor yang menggunakan teknologi 65 nanometer di pertengahan tahun akan sama jumlahnya dengan prosesor yang menggunakan teknologi 45 nanometer. Mereka akan berada di titik tengah yakni 50 persen 50 persen," kata Country Manager Intel Indonesia, Budi Wahyu Jati, seusai peluncuran 16 server dan prosesor PC (persenal computer) `high-end` terbaru, di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan pada akhir tahun 2008 diharapkan penggunaan prosesor lama dengan teknologi 90 nm dan 65 nm akan berkurang dan berganti dengan teknologi 45 nm.

Menurut dia, teknologi 45 nm yang baru diluncurkan di Indonesia pada Selasa (20/11) tersebut perlahan-lahan akan menggantikan teknologi 65 nm yang saat ini banyak digunakan komputer.

Dia menjelaskan teknologi 90 nm saat ini sebenarnya masih dijual untuk komponen industri. Di pasaran sendiri teknologi 45 nm, 65 nm, dan 90 nm akan tetap ada.

Teknologi 45 nm yang baru diluncurkan di Indonesia tersebut merupakan peningkatan transitor terbesar yang dilakukan Intel selama 40 tahun terakhir, karena prosesor tersebut menggunakan bahan `high-k metal gate` (Hi-K) berbasis Hafnium dan rencananya akan mulai menggunakan bahan halogen pada tahun 2008.

Prosesor Intel Core 2 Exteme dan Xeon merupakan produk pertama yang diproduksi menggunakan teknologi 45 nm tersebut, yang dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi penggunaan daya.

Terobosan ini, menurut dia, memberikan jalan bagi Intel untuk menciptakan produk berukuran 25 persen lebih kecil dari versi sebelumnya dan lebih hemat biaya, serta dapat meraih kesempatan untuk menciptakan `system on chip` bagi produk elektronik rumahan dan perangkat bergerak.

Pada kesempatan yang sama dia mengatakan penjualan prosesor Intel di Indonesia hingga akhir kuartal IV 2007 diperkirakan mencapai 90 persen dari pasaran prosesor di tanah air.

AMD Siapkan Prosesor 'Gado-Gado'

Advanced Micro Devices (AMD) gencar mendengungkan rencananya untuk menciptakan sebuah chip 'gado-gado'. Yaitu satu chip tunggal yang mengintegrasikan fungsi tiga chip vital sekaligus.

Chip bernama 'Swift' ini akan mengaduk jadi satu Graphics Processing Unit (GPU), core logic, dan Central Processing Unit. Rencananya Swift akan diluncurkan pada pertengahan kedua 2008.

Swift menuruti tren industri komputer melakukan integrasi komponen agar menjadi ringkas dan hemat energi. Ujung-ujungnya produk berbasis chip ini diharapkan akan menghasilkan produk yang lebih kecil atau lebih kaya fitur.

"Swift akan menampilkan sesuatu yang baru, dengan teknologi 45 nanometer, tapi detail seperti kecepatan operasi dan performa belum bisa dipastikan," tandas Mario Rivas, Wakil kepala Ekseskutif AMD.

Sabtu, 22 Desember 2007

Prosesor Empat Inti Intel

(Sumber www.Tempointeraktif.com)
Pada acara Intel Developer Forum, akhir September lalu, President and Chief Executive Officer Intel Paul Otellini mengumumkan perusahaannya bakal meluncurkan prosesor empat inti (quad core) pertama pada November mendatang. Prosesor jenis itu akan ditujukan untuk komputer PC dan server volume tinggi.

Prosesor pertama yang akan dirilis, menurut Otellini, adalah Intel Core 2 Extreme empat inti bagi pemain game dan pembuat content. Adapun untuk kebutuhan server, prosesor empat inti Intel Xeon seri 5300 akan dipasarkan tahun ini.

Setelah itu akan disusul dengan prosesor irit daya (50 watt) empat inti, Intel Xeon L5310, untuk server blade. Prosesor itu akan bisa dijumpai di pasar pada triwulan pertama 2007, sama dengan waktu peluncuran prosesor mainstream Intel berinti empat, yang dinamai Intel Core 2 Quad.

Dalam kesempatan itu, Otellini juga mengulas teknologi manufaktur prosesor terbaru itu, yaitu teknologi manufaktur 45 nanometer. Saat ini sebagian prosesor yang dipasarkan Intel adalah prosesor yang dibuat dengan menggunakan teknologi 65 nanometer.

Pembuat prosesor lainnya belum memasarkan satu pun unit prosesor dengan teknologi ini. Menurut Otellini, pada paruh kedua 2007, Intel telah menyiapkan lini produksi dengan teknologi manufaktur generasi berikutnya, yaitu teknologi 45 nanometer.

Sudah ada 15 produk Intel yang menggunakan teknologi produksi ini, untuk segmen desktop, mobile, dan enterprise (perusahaan). Produk-produk tadi dikembangkan Intel dalam sebuah pabrik seluas lebih dari 46.450 meter persegi dengan besar investasi lebih dari US$ 9 miliar (sekitar Rp 81,9 triliun).

Menurut Otellini, kemunculan sistem operasi baru, game baru, video online, dan video high definition mendorong processing power yang semakin tinggi. Processing power pada prosesor, dia menambahkan, semakin penting untuk mengurangi panas, memperpanjang usia baterai, dan mengurangi daya listrik.

"Seiring dengan perpindahan kami menuju video definisi tinggi, kami membutuhkan kinerja delapan kali lipat lebih baik, hanya untuk keperluan encoding," kata Otellini.

Tahun ini, Intel memang berusaha bangkit dari keterpurukannya akibat penurunan penjualan pada tahun-tahun sebelumnya. Pertengahan tahun ini, Intel baru saja meluncurkan prosesor inti ganda, Intel Core 2 Duo, yang memiliki kinerja lebih baik dan lebih irit daya 40 persen dari prosesor Intel sebelumnya.

Intel cukup puas dengan penjualan Core 2 Duo, yang telah mencapai angka 5 juta unit, sejak diluncurkan Juli lalu. Intel juga bakal memperbarui teknologi cipnya setiap dua tahun sekali.

Pada 2008, Intel memproyeksikan melepas prosesor dengan kode Nehalem dan pada 2010 Intel meluncurkan prosesor dengan kode Gesher (menggunakan teknologi 32 nanometer).